Cari tahu apakah peeling bisa hilangkan melasma di sini! Simak jenis chemical peel, bukti klinis, hingga faktor kunci keberhasilan perawatan flek wajah.
Apakah peeling bisa hilangkan melasma? Melasma adalah gangguan pigmentasi kulit yang ditandai dengan munculnya bercak cokelat atau abu-abu di wajah, umumnya di dahi, dagu, bibir atas, dan paling sering di pipi. Kondisi ini bisa dipicu oleh paparan sinar matahari (UV), perubahan hormon seperti kehamilan atau penggunaan kontrasepsi, hingga gangguan pada sel penghasil pigmen (melanosit). Karena bercak ini berkaitan dengan produksi melanin berlebih, pengobatan biasanya diarahkan untuk menghambat pembentukan pigmen, mencegah distribusi melanosit, sekaligus memudarkan flek yang sudah terbentuk.
Salah satu metode yang sering dipertimbangkan untuk mengatasi melasma adalah chemical peel, yaitu prosedur pengelupasan kulit dengan menggunakan asam tertentu, dua bahan yang sering digunakan adalah AHA dan BHA. Prosedur ini bekerja dengan mempercepat regenerasi sel kulit, sekaligus membantu eksfoliasi flek yang menumpuk di lapisan luar. Dengan cara ini, kulit baru yang lebih cerah dapat terbentuk. Pertanyaannya, apakah peeling bisa hilangkan melasma secara efektif dan aman untuk semua orang?
4 Jenis Peeling untuk Melasma
Penting untuk dipahami bahwa chemical peeling bukanlah perawatan rumahan. Prosedur ini hanya boleh dilakukan di klinik kecantikan atau dokter kulit agar hasilnya aman dan terkontrol. Untuk menjawab pertanyaan apakah peeling bisa hilangkan melasma, mari kita bahas beberapa pilihan yang umum digunakan:
1. Alpha Hydroxy Acids atau AHA
Jenis peeling ini termasuk yang paling populer dan banyak diteliti untuk melasma. AHA bekerja dengan mempercepat regenerasi kulit dan membantu eksfoliasi flek yang menumpuk di permukaan.
- Contoh: Glycolic Acid, Lactic Acid, Mandelic Acid
- Kelebihan: Glycolic Acid dengan konsentrasi 20–35% terbukti mampu menurunkan skor Melasma Area and Severity Index (MASI), terutama pada melasma jenis epidermal. Eksfoliasi flek dari lapisan kulit luar membuat warna kulit terlihat lebih merata.
- Bukti Klinis: Studi oleh Javaheri et al. dalam International Journal of Dermatology (2001) menunjukkan penggunaan glycolic acid 30–40% setiap 2–3 minggu selama 12 minggu dapat menurunkan skor MASI secara signifikan.
- Risiko: Dapat menimbulkan iritasi, pengelupasan kulit berlebih, hingga post-inflammatory hyperpigmentation (PIH). Pada kulit gelap, penggunaan tanpa persiapan (priming) bisa memperburuk pigmentasi.
2. Beta Hydroxy Acid atau BHA
Jika kamu memiliki kulit berminyak atau berjerawat, jenis peeling ini sering dianggap lebih cocok. Selain membantu pengelupasan kulit, BHA juga punya sifat antiinflamasi yang bisa menenangkan peradangan.
- Contoh: Salicylic Acid 20–30%
- Kelebihan: Bekerja sebagai keratolitik sekaligus antiinflamasi, sehingga cocok untuk kamu yang memiliki kulit berminyak atau yang mengalami kombinasi melasma dan jerawat.
- Bukti Klinis: Menurut penelitian Grimes (Dermatologic Surgery, 1999), salicylic acid 20–30% efektif untuk pigmentasi dangkal pada kulit berwarna, meski hasilnya tidak sekuat AHA pada melasma murni.
- Risiko: Meski membantu pengelupasan kulit, BHA kadang kurang efektif pada melasma murni. Penggunaan yang tidak tepat bisa memicu PIH.

3.Trichloroacetic Acid atau TCA
Untuk kamu yang ingin hasil lebih cepat, TCA sering digunakan karena kemampuannya menembus lapisan kulit lebih dalam. Namun, risikonya juga lebih besar dibanding AHA atau BHA.
- Contoh: Konsentrasi rendah 10–15% hingga sedang 20–30%
- Kelebihan: Memberikan pengelupasan lebih dalam dengan efek skin rejuvenation. Pada beberapa pasien, hasil pencerahan terlihat lebih cepat.
- Bukti Klinis: Menurut studi Khunger et al. dalam Journal of Cutaneous and Aesthetic Surgery (2009), TCA 10–20% pada pasien melasma menunjukkan perbaikan MASI, tetapi angka kekambuhan cukup tinggi bila tanpa kombinasi terapi lain.
- Risiko: Potensi iritasi lebih tinggi, termasuk frosting (lapisan putih seperti es) dan PIH. Bila diaplikasikan terlalu agresif, melasma bisa kambuh, terutama pada kulit Asia dengan tipe Fitzpatrick III–V.
4. Jessner’s Peel
Pilihan berikutnya adalah Jessner’s peel, yang merupakan kombinasi beberapa bahan aktif. Karena sifatnya multifungsi, peeling ini sering dijadikan langkah awal sebelum menggunakan TCA.
- Contoh: Campuran Lactic Acid, Salicylic Acid, dan Resorcinol
- Kelebihan: Kombinasi ini efektif pada pigmentasi dan kerusakan akibat sinar matahari (sun damage). Sering digunakan sebagai tahap awal sebelum TCA untuk hasil yang lebih optimal.
- Bukti Klinis: Menurut studi Monheit dalam Dermatologic Clinics (2001), Jessner’s peel efektif untuk hiperpigmentasi ringan hingga sedang, terutama jika dikombinasikan dengan TCA.
- Risiko: Bisa menimbulkan iritasi dan frosting. Butuh keahlian tinggi agar aman, terutama pada kulit sensitif atau berpigmen gelap.
Jadi, untuk menjawab kembali pertanyaan apakah peeling bisa hilangkan melasma, jawabannya: bisa membantu, terutama untuk melasma epidermal, tapi hasilnya sangat tergantung jenis peeling, kondisi kulit, serta pengawasan dokter. Itulah mengapa chemical peeling hanya boleh dilakukan di klinik dengan tenaga profesional agar lebih aman dan hasilnya optimal.
5 Faktor Kunci yang Menentukan Keberhasilan Peeling untuk Melasma
Kalau kamu bertanya-tanya apakah peeling bisa hilangkan melasma dengan hasil yang nyata, jawabannya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor penting. Chemical peel memang bisa membantu memudarkan flek, tapi keberhasilan dan keamanannya bergantung pada kondisi kulit dan cara perawatan dijalankan.
1. Tipe Melasma
Jenis melasma yang kamu miliki sangat menentukan hasil. Pada melasma epidermal, pigmen berada di lapisan kulit luar sehingga pengelupasan kulit dengan peeling superfisial bisa lebih efektif mengangkatnya. Sebaliknya, melasma dermal atau campuran biasanya kurang responsif karena pigmen menembus lebih dalam ke lapisan dermis.
2. Persiapan Kulit (Priming)
Sebelum peeling dilakukan, dokter biasanya memberikan krim pencerah seperti hidrokuinon, retinoid, atau agen pencegah pigmentasi. Persiapan ini membantu mengurangi risiko iritasi maupun post-inflammatory hyperpigmentation (PIH) serta meningkatkan efektivitas peeling.
3. Frekuensi dan Konsentrasi Peeling
Penggunaan peeling dengan konsentrasi terlalu tinggi atau terlalu sering dapat menimbulkan efek samping seperti iritasi berat, frosting, hingga hiperpigmentasi sekunder. Sebaliknya, peeling dengan konsentrasi lebih rendah tetapi dilakukan bertahap cenderung lebih aman, meski hasilnya lebih lambat terlihat.
4. Perawatan Pasca-Peel dan Perlindungan Matahari
Setelah peeling, kulitmu butuh perawatan ekstra. Tabir surya (sunscreen) wajib dipakai setiap hari, disertai pelembap yang menenangkan. Tanpa perlindungan UV, hasil peeling bisa hilang, bahkan flek berisiko muncul kembali.
5. Pemantauan Hasil dan Tindak Lanjut
Melasma bukan kondisi yang bisa hilang permanen dalam sekali tindakan. Setelah peeling, kamu tetap perlu pemantauan rutin dan terapi lanjutan (maintenance) untuk menjaga hasil cerah sekaligus mencegah kambuhnya flek.
Singkatnya, keberhasilan chemical peel tidak hanya ditentukan oleh prosedur, tetapi juga oleh persiapan, jenis melasma, dan disiplin perawatan setelahnya.
Kamu menginginkan hasil chemical peeling yang aman, optimal, dan sesuai kebutuhan kulitmu? Atau kamu masih bertanya-tanya apakah peeling bisa hilangkan melasma dengan hasil yang aman dan maksimal? Di sinilah Coterie Clinic hadir sebagai solusi untuk memberikan jawaban.
Coterie Clinic adalah klinik kecantikan modern yang mengutamakan pendekatan medis berbasis bukti ilmiah. Dengan teknologi terkini, dokter berpengalaman, dan pilihan perawatan mulai dari chemical peel hingga kombinasi terapi laser atau topikal, Coterie Clinic membantu kamu mendapatkan kulit yang lebih cerah, sehat, dan merata.
Jangan biarkan melasma dan flek mengurangi rasa percaya dirimu. Yuk, konsultasi sekarang di Coterie Clinic dan temukan perawatan terbaik sesuai kebutuhan kulitmu!