Jerawat Hormonal vs Jerawat Biasa: Kenali Perbedaannya

jerawat hormonal

Perbedaan jerawat hormonal dan biasa sering kali terlihat samar di permukaan, tetapi memahami perbedaannya adalah langkah penting dalam menentukan solusi yang tepat untuk kulit kamu. Meskipun sama-sama masuk dalam kategori acne, dua jenis jerawat ini memiliki penyebab, bentuk, dan cara penanganan yang berbeda secara signifikan. 

Mengetahui jenis jerawat yang kamu alami akan membantu kamu memilih perawatan medis, produk skincare, bahkan penggunaan makeup yang lebih sesuai dan efektif.

Jerawat hormonal umumnya memiliki hubungan yang lebih erat dengan fluktuasi hormon dalam tubuh, sedangkan jerawat biasa cenderung dipicu oleh penyumbatan pori, minyak berlebih, atau kotoran di permukaan kulit. Perbedaan ini membuat cara mengatasinya pun tidak bisa disamakan. 

Yuk, kenali lebih jauh ciri khas, penyebab, dan solusi tepat dari masing-masing jenis jerawat agar kamu bisa menyesuaikan rutinitas perawatan yang paling cocok untuk kondisi kulit kamu!

Apa Itu Jerawat Hormonal?

Sebelum membahas lebih jauh soal perbedaan jerawat hormonal dan biasa, penting bagi kamu untuk memahami dulu apa yang dimaksud dengan jerawat hormonal. 

Jerawat hormonal terjadi akibat fluktuasi hormon dalam tubuh, khususnya hormon androgen seperti testosteron, yang memicu produksi minyak (sebum) berlebih di kulit. Saat minyak bercampur dengan sel kulit mati dan bakteri, pori-pori bisa tersumbat dan akhirnya menimbulkan jerawat.

Hormonal acne biasanya muncul sebagai jerawat yang meradang, dalam, terasa nyeri, dan sering kali berbentuk whiteheads, blackheads, atau bahkan cysts. Area yang paling umum terkena adalah bagian bawah wajah, seperti dagu, rahang, dan leher. Salah satu ciri khasnya adalah kemunculannya yang cenderung berulang mengikuti siklus menstruasi, masa kehamilan, atau fase menopause. 

Meski sering diasosiasikan dengan masa pubertas, jerawat hormonal bisa menyerang siapa saja, termasuk kamu yang sudah berusia dewasa. Bahkan kondisi ini cukup umum terjadi pada usia 20 hingga 50 tahun. Tingkat keparahannya pun beragam, mulai dari ringan seperti whiteheads dan blackheads, hingga sedang atau berat berupa papules, pustules, nodules, dan cysts yang bisa meninggalkan bekas atau jaringan parut.

Perbedaan Jerawat Hormonal dan Biasa

Memahami perbedaan jerawat hormonal dan biasa sangat penting agar kamu bisa menentukan perawatan yang paling efektif sesuai kebutuhan kulit. Meski sekilas tampak serupa, kedua jenis jerawat ini punya ciri khas, lokasi muncul, penyebab, bahkan respons terhadap skincare yang sangat berbeda.

1. Ciri Fisik dan Tampilan

Jerawat hormonal biasanya muncul dalam bentuk cystic acne—jerawat meradang yang terasa dalam, nyeri saat disentuh, dan sulit sembuh. Bentuknya berupa benjolan besar di bawah permukaan kulit yang sering kali tidak mempan dengan pengobatan bebas. Sebaliknya, jerawat biasa cenderung muncul lebih dangkal, seperti whiteheads, blackheads, atau pustules yang berisi nanah.

2. Lokasi Kemunculan

Letak jerawat bisa memberi petunjuk penting. Jerawat hormonal sering muncul di bagian bawah wajah seperti area rahang, dagu, leher, dan pipi bawah. Sementara itu, jerawat biasa lebih sering terlihat di area T-zone: dahi, hidung, dan pipi atas, yang merupakan wilayah dengan kelenjar minyak aktif dan rentan terhadap penyumbatan pori karena minyak berlebih, debu, atau makeup.

3. Pola Waktu dan Sifat Siklus

Satu ciri khas jerawat hormonal yang sangat mencolok adalah sifatnya yang siklik. Banyak wanita mengalami breakout bulanan yang berulang, terutama menjelang atau selama siklus menstruasi. Ini berbeda dengan jerawat biasa yang bisa muncul kapan saja tanpa pola waktu yang jelas, sering kali dipicu oleh kebersihan kulit yang kurang, pola makan, atau stres.

4. Penyebab yang Mendasari

Kelebihan androgen seperti testosteron dan DHT memicu kelenjar minyak untuk memproduksi lebih banyak sebum, yang menjadi penyebab utama jerawat hormonal. Perubahan hormon estrogen dan progesteron, serta peningkatan hormon stres seperti kortisol, juga turut mempengaruhi. Menariknya, kamu bisa mengalami jerawat hormonal meskipun kadar hormon dalam tubuhmu terbilang normal, karena kulitmu mungkin lebih sensitif terhadap hormon-hormon tersebut.

Sementara itu, jerawat biasa lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti bakteri Cutibacterium acnes, penumpukan minyak di pori-pori, polusi lingkungan, serta gaya hidup. Selain itu, faktor genetik juga bisa berperan dalam menentukan seberapa mudah kulit kamu mengalami jerawat, baik hormonal maupun biasa.

5. Respons Terhadap Perawatan

Jerawat biasa sering kali merespons baik terhadap produk skincare yang mengandung benzoyl peroxide, salicylic acid, atau retinoids. Tapi, jerawat hormonal membutuhkan pendekatan yang lebih dalam—kadang lewat kombinasi terapi medis, perawatan di klinik, dan manajemen hormon. Jika jerawat kamu selalu muncul di waktu-waktu tertentu atau terasa tidak membaik meski sudah rutin pakai skincare, bisa jadi kamu sedang menghadapi jerawat hormonal, Ladies.

Dengan mengenali perbedaan ini, kamu bisa lebih bijak dalam memilih produk dan perawatan yang tepat, sehingga kulit kamu bisa lebih tenang dan sehat dalam jangka panjang.

Apakah Cystic Acne Termasuk Jerawat Hormonal?

Ya, cystic acne, yang dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai jerawat batu, sering kali merupakan bentuk dari jerawat hormonal, Ladies. Jenis jerawat ini muncul akibat fluktuasi hormon, terutama kelebihan androgen seperti testosteron, yang merangsang produksi minyak (sebum) berlebih di kulit. Ketika minyak ini menyumbat pori-pori dan bercampur dengan sel kulit mati serta bakteri, terbentuklah jerawat besar, meradang, dan terasa nyeri—yang kita kenal sebagai jerawat batu.

Biasanya, jerawat ini muncul di area rahang, dagu, dan leher—lokasi yang sensitif terhadap perubahan hormon. Salah satu tanda khasnya adalah breakout bulanan yang berulang, terutama menjelang atau selama siklus menstruasi. Selain itu, kondisi seperti pubertas, kehamilan, menopause, penggunaan obat-obatan tertentu (seperti kortikosteroid dan hormon), hingga gangguan hormonal seperti PCOS juga bisa menjadi pemicunya.

Namun, penting untuk kamu tahu bahwa tidak semua jerawat batu pasti disebabkan oleh hormon. Faktor lain seperti stres, faktor genetik, atau pertumbuhan bakteri Cutibacterium acnes juga bisa memperburuk kondisi ini. Namun tetap saja, ketidakseimbangan hormon merupakan penyebab umum dan signifikan dalam terbentuknya cystic acne.

Kapan Kamu Harus Berkonsultasi ke Dokter Kulit?

Ladies, mengatasi jerawat—terutama jerawat hormonal—bisa terasa sulit kalau hanya mengandalkan skincare yang dijual bebas. Jika kondisi kulit kamu tidak juga membaik, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Kamu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kulit jika:

  • Kulit kamu tidak menunjukkan perbaikan setelah 4–8 minggu memakai produk jerawat over-the-counter
  • Muncul jerawat batu yang dalam dan nyeri, yang berisiko meninggalkan bekas atau jaringan parut
  • Breakout membuat kamu merasa tidak percaya diri atau mengganggu aktivitas harian
  • Jerawat muncul tiba-tiba di usia dewasa, padahal sebelumnya kulit kamu jarang berjerawat
  • Siklus menstruasi kamu tidak teratur dan selalu disertai dengan jerawat hormonal

Dengan bantuan yang tepat, kamu bisa mendapatkan perawatan yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan kulitmu. Jangan tunggu sampai kondisi makin parah—kulit sehat dan percaya diri itu hak kamu juga, Ladies!

Temukan Solusi Jerawat yang Tepat di Coterie

banner artikel skin

Di Coterie, kami paham bahwa setiap jenis jerawat—termasuk jerawat hormonal dan jerawat biasa—memerlukan pendekatan yang berbeda. Tim ahli kami siap membantu kamu mengenali jenis jerawat yang kamu alami dan merancang rencana perawatan yang dipersonalisasi sesuai kebutuhan kulitmu.

Mulai dari breakout bulanan di area rahang, jerawat batu karena kelebihan androgen, hingga jerawat ringan yang muncul acak—kami punya solusi efektif dan minim downtime untuk bantu kamu tampil percaya diri dengan kulit yang lebih bersih dan sehat.

Yuk, konsultasi dulu bareng tim Coterie dan temukan perawatan jerawat yang cocok untuk kamu. Hubungi kami untuk membuat jadwal konsultasi sekarang!

Facebook
X
Telegram
WhatsApp